Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2018

Cerita Sex Papa Mertua Yang Perkasa

Namaku Novianti. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun. Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks . Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali. Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat. Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, kh

School Lovers

Aku adalah murid di salah satu SMU swasta di Semarang. Namaku Alex. Pada suatu hari Minggu, aku sedang berada di sekolah untuk mengikuti latihan intensif sepak bola. Aku adalah striker inti di sekolahku. Selain sebagai pemain sepak bola, aku juga termasuk tim inti basket dan voli. Ketika sedang break, aku iseng melihat latihan voli untuk cewek. Saat itu kulihat seorang cewek manis. Namanya Fani. Aku sungguh-sungguh merasakan tubuhnya. Tapi itu kuanggap sebagai hal yang mustahil. Kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. “Prittt…” Waktu istirahat sudah selesai. Aku kembali melakukan latihan sepak bola. Untunglah porsi latihan hari itu tidak banyak, sehingga aku dapat pulang lebih awal. Dalam perjalanan menuju mobil yang kubawa, aku kembali melihat gadis cantik itu. Aku mendekatinya dan mengajaknya berbicara. Aku tidak jadi pulang. Aku memutuskan untuk menemani Fani menunggu temannya yang masih ada latihan. Fani itu ikut pulang dengan temannya. Selama menemaninya ngobrol, aku terus mena

Kureguk Keperawannya

Ibuku adalah seorang dosen komputer di sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Ia memiliki banyak mahasiswa maupun mahasiswi dan karena kepiawaian Ibuku dalam mengajar, banyak mahasiswanya yang datang ke rumahku unuk meminta diajar secara privat. Kisah ini adalah nyata yang terjadi ketika Ibuku sedang tidak dirumah. Namaku adalah Joe. Saat itu aku sedang dalam masa pengangguran karenanya aku hanya tinggal di rumah sehingga membuatku sangat bosan karena kegiatanku sepanjang hari hanya menonton VCD dan bermain komputer saja. Tetapi kebosananku berakhir ketika salah seorang mahasiswi Ibuku datang kerumah. Ingrid namanya, dia kuliah di Universitas Swasta . Karena Ibuku kebetulan sedang ada urusan, maka Ingrid menunggunya datang dikarenakan ada urusan yang sangat penting dengan Ibuku. Karena aku tidak ada pekerjaan dan aku sangat bosan dengan kegiatanku, maka aku menemaninya menunggu Ibuku. Tetapi, aku sengaja tidak memberitahukan kepadanya bahwa Ibuku sedang pergi keluar kota bersam

Akhir Sebuah Keputusan

“Kemanakah kau akan membawaku Salim..? Berapa lama lagi aku harus mengikutimu Salim..?” kataku. Lalu aku duduk di samping Salim, sedang Salim hanya diam sambil tangannya erat menggenggam tanganku. Salim lalu berujar, “Langit telah menentukan dalam keheningan yang tidak lazim, bahwa aku harus menjalani hari-hariku kini dengan laki-laki yang bukan untuknya aku diciptakan, dan akan kujalani waktu-waktu ini sesuai dengan kehendak langit, nanti ketika pintu keabadian telah terbuka dan aku akan bersama kembali dengan belahan jiwaku,” Salim memandangku, dan aku pun membalas pandangan Salim dengan sejuta makna yang kuharap Salim dapat menterjemahkannya dalam bahasa asmaranya. Tiba-tiba aku merasakan satu sentuhan lembut bagai ujung jemari angin sepoi basa yang melintas di pucuk bunga mawar, yang mengandung desahan keriangan dan manisnya erangan. Sentuhan bibir Salim bagai kembang pertama yang membasuh bibirku, dan ketika tangan Salim mulai meloloskan pakaianku, hanya pasrah yang kud